Skip to main content

Ilmari Tapiovaara (1914-1999)

Ilmari Tapiovaara (1914-1999)

Ilmari Tapiovaara turut mengambil peran penting dalam perkembangan skandinavia dan dunia desain international pada abad 20. Setelah bekerja di Avar Aalto di London dan Le Corbusier di Paris, beliau mengangkat Eero Aarnio danYjro Kukkapuro sebagai asistennya. Fokusnya adalah meneliti tentang optimalisasi dari kursi multi fungsi, seperti The Domus Chair yang beliau rancang untuk fasilitas duduk di asrama mahasiswa Domus di Helsinki yang memiliki fungsi sebagai kursi kantor, kursi makan dan kursi konferensi dengan sistem stacking. Sejak tahun 1951-1960, Ilmari Tapiovaara telah menerima tidak kurang dari 6 medali emas di The Triennale di Milan, rekor terbanyak dari desainer-desainer yang pernah menerima penghargaan tersebut. Karya-karyanya sekarang diproduksi oleh Artek yang memberikan kemungkinan karyanya untuk lebih mendunia.

dikutip dari http://www.scandinavia-design.fr/ilmari-tapiovaara_en.html

Comments

Popular posts from this blog

Hangar Provides A Playful Alternative To Store Clothes In The Closet With Style

Wait, don’t anticipate already the toy aircrafts that the kids are playing with can be found at the children section in Wal-Mart. In fact, even though they really look like one , but these are not just toy planes at all, however, the fun is surely an added bonus that your kids can enjoy. This cloth hanger is the outcome of the playful thought of Chetan Sorab, which can store clothes in the closet in a range of alternatives, most specially, with fun. Inspired from the shape of early World War aircrafts, the hanger has been designed with a funful appearance including an ergonomic handle that enables user to hook on other hangers, making a fleet of them carrying easier than ever. The variety of color will definitely give you the chance of being YOU and show others your taste of elegance. Designer : Chetan Sorab

Kanzen:Benih Motor Nasional

Adalah suatu ironi yang menyedihkan jika bangsa Indonesia yang mampu membuat pesawat terbang nasional tidak mampu membuat sebuah motor nasional sendiri. Selama puluhan tahun, industri dan pasar otomotif Indonesia dikuasai oleh vendor-vendor dari Jepang, tetapi hal itu tidak membuat bangsa Indonesia mampu mengembangkan teknologi otomotif secara mandiri malah semakin membuat bangsa ini semakin tergantung oleh teknologi dari Jepang. Memang transfer teknologi, sumber daya manusia kita memiliki kemampuan memproduksi komponen-komponen otomotif di dalam negeri sendiri, sayangnya hal itu untuk menyuplai kebutuhan komponen otomotif vendor Jepang di dalam negeri maupun di luar negeri. Indonesia tidak diperbolehkan membuat produk-produk otomotif dengan merek atau brand sendiri dengan menggunakan teknologi dari Jepang. Ini membuat tenaga-tenaga ahli otomotif kita hanya sebagai “buruh” bagi para vendor Jepang, bukan sebagai “majikan” di negerinya sendiri. Di samping itu, pemerintah tidak membuat

DASAR DESAIN PRODUK - STUDI HANDGRIP- UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA