Dorongan untuk mengajar pada abad 21 di sekolah-sekolah Amerika telah menjadi perdebatan yang hebat di antara para pengajar. Sementara para pemegang saham menerima pemikiran untuk menggabungkan antara inovasi dan creativitas ke dalam kurikulum harian, mereka tetap skeptis dalam hal pengaplikasian konsep tersebut di kelas : tidak ada yang yakin bagaimana untuk mengaplikasikan.
Hal ini mungkin dikarenakan pendekatan yang baru seperti design thinking, dapat diaplikasikan dalam banyak cara. Universitas-universitas, dari Rotman hingga Stanford, telah menyediakan beberapa cara yang bisa dikatakan sukses, dan sekarang beberapa sekolah dasar dan lanjut sudah mulai melakukan eksplorasi bagaimana design thinking dapat dimasukan ke dalam kurikulum mereka.
Sebuah lembaga nonprofit, Henry Ford Learning Institute adalah salah satu contohnya. HFLI sedang mengebangkan sebuah jaringan dari sekolah-sekolah negeri di Amerika yang mengajarkan keahlian profesional seiring dengan komunitas yang sedang mereka kembangkan tersebut. Untuk dapat membuat anak-anak di kelas 6-12 dapat berpikir layaknya seorang desainer, HFLI bekerja sama dengan IDEO. Tujuannya adalah memunculkan sebuah konsep untuk mengembangkan kurikulum yang mempertemukan kurikulum tradisional (standard) dengan pelajaran keahlian-keahlian yang berharga seperti kreativitas, kemampuan beradaptasi, empati dan kemampuan sintesis.
Tugas dari kolaborasi ini dimulai dengan bertanya : Bagaimana sebuah sekolah negeri mampu untuk memelihara inovasi dengan jelas? Bagaimana sistem ini mampu untuk meyakinkan para siswa? Seberapa banyak sistem ini melekat pada paradigma yang ada ? Untuk menjawab pertanyan-pertanyaan tersebut, IDEO dan HFLI mengumpulkan para ahli dari seluru penjuru Amerika untuk mengidentifikasi inti dari seorang penemu dan membayangkan konsep sekolah seperti apa yang dapat menghasilkan lulusan seorang inovator?
Ditulis ulang oleh : Freddy Chrisswantra
Sumber : http://www.ideo.com/work/a-design-thinking-approach-to-public-school/
Comments
-sarapangranat