Skip to main content

Isi baterai ponsel dengan kaos



t-shirt charger 

Para ilmuan di Universitas Carolina Selatan menemukan cara untuk menggunakan kaos oblonmurah sebagai media penyimpan tenaga listrik.Penemuan ini dapat membuka jalan bagi teknologi pakaian yang sekaligus berfungsi untuk mengisi baterai telepon seluler (ponsel) dan peralatan elektronik lainnya.


Penemuan ini juga menjawab tuntutan "simpanan energi fleksibel," kata profesor yang berada di balik proyek ini.
Xiaodong Li, profesor teknik mesin di universitas itu bekerja sama dengan peneliti pasca doktor Lihong Bao untuk mencari caranya.
Pasangan ini menulis hasil riset mereka di jurnal Advanced Materials.
Mereka menggunakan kaos oblong dari toko diskon lokal, yang direndam dalam cairan fluorida, mengeringkan dan memanggang kaos di lingkungan bebas oksigen dalam suhu tinggi.

 

Bahan hibrida

Serat dalam bahan dikonversi dari selulosa untuk mengaktifkan karbon selama proses terjadi, tetapi material itu tetap bersifat fleksibel.
Dengan menggunakan bagian-bagian kecil bahan sebagai elektroda, para peneliti menunjukkan bahwa material itu bisa berfungsi sebagai kapasitor.
Kapasitor menyimpan daya listrik dan merupakan komponen dari setiap alat elektronik yang ada di pasar.
Dengan melapisi serat-serat individual dari bahan yang sudah terkarbonisasi dengan mangan oksida, kemampuan elektroda itu semakin tinggi.
Uji coba menunjukkan kaos tersebut dapat diisi ulang hingga ribuan kali.
"Hal ini menciptakan kapasitor super yang stabil," kata Prof Li.
"Setiap hari kita memakai bahan. Suatu hari nanti kaos oblong katun kita akan memiliki fungsi-fungsi tambahan, misalnya sebagai alat penyimpan energi yang dapat menambah daya ponsel atau iPad anda."

Dimuat ulang oleh : Freddy Chrisswantra
Sumber :  http://www.bbc.co.uk/indonesia/majalah/2012/07/120711_kaoslistrik.shtml

Comments

Popular posts from this blog

Indonesia Ditipu Jepang: Kijang Innova Akan Dipasok dari India?

Dari semua produk line up PT Toyota Astra Motor (TAM), Kijang, Avanza, Rush, dan Fortuner yang diproduksi di Indonesia. Bahkan Kijang dikenal sebagai mobil kebanggan keluarga Indonesia, ketika pertama kali di release pada 1977 masih berupa pikap dan kini menjadi multi purpose vehicle (MPV) berkelas, konon tidak lagi diproduksi di dalam negeri. Malah akan diimpor dari luar. Hal itu mungkin saja, mengingat adanya perjanjian perdagangan bebas (free trade area/FTA) antara negara di kawasan Asean dengan India yang telah ditandatangani 13 Agustus 2009 lalu. Isinya, di antaranya adanya penurunan tarif impor produk (impor duty) untuk beberapa produk hingga nol persen berlaku antara 2013 hingga 2016. Salah satunya, otomotif. Imbasnya, mulai tumbuh wacana kemungkinan Kijang Innova akan dipasok dari India untuk pasar Indonesia. Hal ini diutarakan Wakil Presiden Direktur TAM Shinji Fujii saat bincang-bincangnya bersama KOMPAS.com, akhir pekan lalu. "Ini baru kemungkinan. Tapi kami akan ber...

Mimpi-mimpi benua Eropa dari Paris Motor Show

Mondial de l'Automobile 2012: Concept Cars Mimpi-mimpi benua Eropa dari Paris Motor Show Oleh Evan Orensten pada 3 Oktober 2012 Paris motor show 2012 mempersembahkan dan memaksa para pembuat mobil untuk melenturkan kembali otot-otot desain mereka pada bukan hanya pada sisi produksi tapi juga dalam hal berkonsep. Inilah dia 7 model favorit yang dianggap cukup mewakili imajinasi bangsa-bangsa Eropa. Peugeot Onyx Sebuah konsep yang nyata—hadir untuk menjadi topik pembicaraan, namun nampaknya tidak akan diproduksi dalam waktu dekat ini.—Peugeot's Onyx   terbuat dari bahan tembaga, serat karbon, dan daur ulang koran. The Onyx dibayangkan menjelma menjadi supercar hybrid yang super ringan, namun dibekali mesin V8 demi melejitkan 600 tenaga kuda. Peugeot juga berkiblat lebih jauh lagi, dengan tidak hanya menhabiskan waktu di automobile tapi juga menggugah eksplorasi di dunia transportasi dua roda. eDL 132 disinyalir ditempel oleh batere tersembunyi dan mo...

Kanzen:Benih Motor Nasional

Adalah suatu ironi yang menyedihkan jika bangsa Indonesia yang mampu membuat pesawat terbang nasional tidak mampu membuat sebuah motor nasional sendiri. Selama puluhan tahun, industri dan pasar otomotif Indonesia dikuasai oleh vendor-vendor dari Jepang, tetapi hal itu tidak membuat bangsa Indonesia mampu mengembangkan teknologi otomotif secara mandiri malah semakin membuat bangsa ini semakin tergantung oleh teknologi dari Jepang. Memang transfer teknologi, sumber daya manusia kita memiliki kemampuan memproduksi komponen-komponen otomotif di dalam negeri sendiri, sayangnya hal itu untuk menyuplai kebutuhan komponen otomotif vendor Jepang di dalam negeri maupun di luar negeri. Indonesia tidak diperbolehkan membuat produk-produk otomotif dengan merek atau brand sendiri dengan menggunakan teknologi dari Jepang. Ini membuat tenaga-tenaga ahli otomotif kita hanya sebagai “buruh” bagi para vendor Jepang, bukan sebagai “majikan” di negerinya sendiri. Di samping itu, pemerintah tidak membuat ...