Skip to main content

GM Tarik Puluhan Ribu Opel & Cruze















VIVAnews - Perusahaan otomotif General Motors (GM) di Korea Selatan menarik lebih dari 58.000 kendaraan di Negeri Ginseng karena masalah pada sistem kemudi kendaraan.  Penarikan massal oleh unit GM di Korea Selatan, GM Daewoo Auto & Technology Co, itu kemungkinan juga akan dilakukan terhadap kendaraan-kendaraan yang diekspor ke mancanegara.

Seperti diberitakan surat kabar New York Times, penarikan 58.696 unit kendaraan ini akan dimulai pada Senin ini, melingkupi empat model yang diproduksi di Korea Selatan.

Demikian menurut juru bicara  GM Daewoo Auto & Technology Co., Kim Byeong-soo, Minggu 21 Maret 2010. Penarikan di negara lain di mana kendaraan produksi GM diekspor dengan merk Chevrolet dan Opel akan diputuskan dan diumumkan kemudian sesuai dengan peraturan setempat. Menurut Kim, China sudah mengumumkan akan melakukan penarikan.

Total 45.957SUV kecil yang dijual di Korea Selatan dengan nama Winstorm dan Winstorm Maxx ditarik karena kemungkinan masalah kemudi. Sedangkan Winstorm Maxx di mancanegara disebut Opel Antara. Sementara itu, total 12.604 sedan Lacetti Premiere, yang di mancanegara dijual dengan merk Chevrolet Cruze, ditarik karena kemungkinan kebocoran tempat bahan bakar.
 GM Korea Selatan juga menarik 135 model Damas, kendaraan komersial berukuran kecil, karena tempat duduk yang tidak memenuhi standar Korea Selatan. Kim mengatakan, tidak ada insiden yang dilaporkan akibat masalah kendaraan.

Penarikan ini dilakukan setelah rival GM Daewoo, Hyundai Motor Co., bulan lalu mengumumkan penarikan 47.000 kendaraan karena masalah kunci mobil. Penarikan kendaraan untuk diperbaiki kerap dilakukan sejak akhir tahun lalu saat Toyota Motor Corp., Jepang, melakukan penarikan massal karena masalah rem dan akselerasi kendaraan.

hadi.suprapto@vivanews.com
• VIVAnews

Comments

Popular posts from this blog

Indonesia Ditipu Jepang: Kijang Innova Akan Dipasok dari India?

Dari semua produk line up PT Toyota Astra Motor (TAM), Kijang, Avanza, Rush, dan Fortuner yang diproduksi di Indonesia. Bahkan Kijang dikenal sebagai mobil kebanggan keluarga Indonesia, ketika pertama kali di release pada 1977 masih berupa pikap dan kini menjadi multi purpose vehicle (MPV) berkelas, konon tidak lagi diproduksi di dalam negeri. Malah akan diimpor dari luar. Hal itu mungkin saja, mengingat adanya perjanjian perdagangan bebas (free trade area/FTA) antara negara di kawasan Asean dengan India yang telah ditandatangani 13 Agustus 2009 lalu. Isinya, di antaranya adanya penurunan tarif impor produk (impor duty) untuk beberapa produk hingga nol persen berlaku antara 2013 hingga 2016. Salah satunya, otomotif. Imbasnya, mulai tumbuh wacana kemungkinan Kijang Innova akan dipasok dari India untuk pasar Indonesia. Hal ini diutarakan Wakil Presiden Direktur TAM Shinji Fujii saat bincang-bincangnya bersama KOMPAS.com, akhir pekan lalu. "Ini baru kemungkinan. Tapi kami akan ber...

Mimpi-mimpi benua Eropa dari Paris Motor Show

Mondial de l'Automobile 2012: Concept Cars Mimpi-mimpi benua Eropa dari Paris Motor Show Oleh Evan Orensten pada 3 Oktober 2012 Paris motor show 2012 mempersembahkan dan memaksa para pembuat mobil untuk melenturkan kembali otot-otot desain mereka pada bukan hanya pada sisi produksi tapi juga dalam hal berkonsep. Inilah dia 7 model favorit yang dianggap cukup mewakili imajinasi bangsa-bangsa Eropa. Peugeot Onyx Sebuah konsep yang nyata—hadir untuk menjadi topik pembicaraan, namun nampaknya tidak akan diproduksi dalam waktu dekat ini.—Peugeot's Onyx   terbuat dari bahan tembaga, serat karbon, dan daur ulang koran. The Onyx dibayangkan menjelma menjadi supercar hybrid yang super ringan, namun dibekali mesin V8 demi melejitkan 600 tenaga kuda. Peugeot juga berkiblat lebih jauh lagi, dengan tidak hanya menhabiskan waktu di automobile tapi juga menggugah eksplorasi di dunia transportasi dua roda. eDL 132 disinyalir ditempel oleh batere tersembunyi dan mo...

Kanzen:Benih Motor Nasional

Adalah suatu ironi yang menyedihkan jika bangsa Indonesia yang mampu membuat pesawat terbang nasional tidak mampu membuat sebuah motor nasional sendiri. Selama puluhan tahun, industri dan pasar otomotif Indonesia dikuasai oleh vendor-vendor dari Jepang, tetapi hal itu tidak membuat bangsa Indonesia mampu mengembangkan teknologi otomotif secara mandiri malah semakin membuat bangsa ini semakin tergantung oleh teknologi dari Jepang. Memang transfer teknologi, sumber daya manusia kita memiliki kemampuan memproduksi komponen-komponen otomotif di dalam negeri sendiri, sayangnya hal itu untuk menyuplai kebutuhan komponen otomotif vendor Jepang di dalam negeri maupun di luar negeri. Indonesia tidak diperbolehkan membuat produk-produk otomotif dengan merek atau brand sendiri dengan menggunakan teknologi dari Jepang. Ini membuat tenaga-tenaga ahli otomotif kita hanya sebagai “buruh” bagi para vendor Jepang, bukan sebagai “majikan” di negerinya sendiri. Di samping itu, pemerintah tidak membuat ...