Skip to main content

Tiga Tahun Lagi Mobil Murah Menyapa Indonesia

mobil konsep murah indonesia India beruntung punya mobil murah seperti Tata Nano. Begitu juga Thailand dengan "eco car". Kenapa dikatakan beruntung, mau mengembangkan mobil murah dan ramah lingkungan saja, Indonesia masih alot. Berbagai penyesuaian spesifikasi masih diajukan produsen mobil di Tanah Air.

Menurut Dirjen Industri Alat Transportasi dan Telematika Departemen Perindustrian (Depprin) Budi Darmadi, mobil murah baru akan terealisasi sekitar tiga atau empat tahun lagi. Ia baru saja rapat dengar pendapat dengan komisi VI DPR di Jakarta, Kamis (30/4).

Sejauh ini, pemerintah telah menawarkan kepada hampir semua produsen otomotif di Tanah Air, kecuali yang bermesin diesel. "Hampir semua produsen kita tawarkan, mulai Toyota, Daihatsu, Suzuki, Nissan, ya hampir semuanya lah. Dan yang jelas tidak mungkin menerima produsen mobil mewah, Mercedes Benz, BMW," ujar dia.
Konsep mobil murah ramah lingkungan ini, Budi menjelaskan, tidak harus bermesin di bawah 1.000 cc. Kenyataannya, mobil 1.500 cc pun ada yang mampu menempuh jarak 25 kilometer hanya dengan satu liter bahan bakar. "Kita juga tidak mungkin memaksakan diri membuat cc kecil dengan satu busi sehingga harganya murah. Itu jelas tidak mungkin," ungkap Budi.
Para prinsipal, menurut Budi, masih mengevaluasi konsep mobil murah ramah lingkungan yang akan dikembangkan ini. Sementara itu, konsultan dari Frost and Sullivan Indonesia, Mario Montino, mengatakan, pemerintah saat ini sedang diuji untuk dapat segera mungkin menjalankan program mobil murah ramah lingkungan.

"Yang saya tahu program itu sudah mulai dibahas. Tinggal menunggu program tersebut dapat berjalan," tambah Mario. Namun yang jelas, ia melanjutkan, Indonesia hanya akan menjadi pasar dari mobil-mobil murah dan ramah lingkungan, seperti Tata Nano ataupun mobil "eco car" dari Thailand.   

Comments

Popular posts from this blog

Indonesia Ditipu Jepang: Kijang Innova Akan Dipasok dari India?

Dari semua produk line up PT Toyota Astra Motor (TAM), Kijang, Avanza, Rush, dan Fortuner yang diproduksi di Indonesia. Bahkan Kijang dikenal sebagai mobil kebanggan keluarga Indonesia, ketika pertama kali di release pada 1977 masih berupa pikap dan kini menjadi multi purpose vehicle (MPV) berkelas, konon tidak lagi diproduksi di dalam negeri. Malah akan diimpor dari luar. Hal itu mungkin saja, mengingat adanya perjanjian perdagangan bebas (free trade area/FTA) antara negara di kawasan Asean dengan India yang telah ditandatangani 13 Agustus 2009 lalu. Isinya, di antaranya adanya penurunan tarif impor produk (impor duty) untuk beberapa produk hingga nol persen berlaku antara 2013 hingga 2016. Salah satunya, otomotif. Imbasnya, mulai tumbuh wacana kemungkinan Kijang Innova akan dipasok dari India untuk pasar Indonesia. Hal ini diutarakan Wakil Presiden Direktur TAM Shinji Fujii saat bincang-bincangnya bersama KOMPAS.com, akhir pekan lalu. "Ini baru kemungkinan. Tapi kami akan ber...

Mimpi-mimpi benua Eropa dari Paris Motor Show

Mondial de l'Automobile 2012: Concept Cars Mimpi-mimpi benua Eropa dari Paris Motor Show Oleh Evan Orensten pada 3 Oktober 2012 Paris motor show 2012 mempersembahkan dan memaksa para pembuat mobil untuk melenturkan kembali otot-otot desain mereka pada bukan hanya pada sisi produksi tapi juga dalam hal berkonsep. Inilah dia 7 model favorit yang dianggap cukup mewakili imajinasi bangsa-bangsa Eropa. Peugeot Onyx Sebuah konsep yang nyata—hadir untuk menjadi topik pembicaraan, namun nampaknya tidak akan diproduksi dalam waktu dekat ini.—Peugeot's Onyx   terbuat dari bahan tembaga, serat karbon, dan daur ulang koran. The Onyx dibayangkan menjelma menjadi supercar hybrid yang super ringan, namun dibekali mesin V8 demi melejitkan 600 tenaga kuda. Peugeot juga berkiblat lebih jauh lagi, dengan tidak hanya menhabiskan waktu di automobile tapi juga menggugah eksplorasi di dunia transportasi dua roda. eDL 132 disinyalir ditempel oleh batere tersembunyi dan mo...

Kanzen:Benih Motor Nasional

Adalah suatu ironi yang menyedihkan jika bangsa Indonesia yang mampu membuat pesawat terbang nasional tidak mampu membuat sebuah motor nasional sendiri. Selama puluhan tahun, industri dan pasar otomotif Indonesia dikuasai oleh vendor-vendor dari Jepang, tetapi hal itu tidak membuat bangsa Indonesia mampu mengembangkan teknologi otomotif secara mandiri malah semakin membuat bangsa ini semakin tergantung oleh teknologi dari Jepang. Memang transfer teknologi, sumber daya manusia kita memiliki kemampuan memproduksi komponen-komponen otomotif di dalam negeri sendiri, sayangnya hal itu untuk menyuplai kebutuhan komponen otomotif vendor Jepang di dalam negeri maupun di luar negeri. Indonesia tidak diperbolehkan membuat produk-produk otomotif dengan merek atau brand sendiri dengan menggunakan teknologi dari Jepang. Ini membuat tenaga-tenaga ahli otomotif kita hanya sebagai “buruh” bagi para vendor Jepang, bukan sebagai “majikan” di negerinya sendiri. Di samping itu, pemerintah tidak membuat ...