Skip to main content

Reactable Multitouch Table, Alat Musik Elektronik

reactable-04-01-09
Untuk dapat membuat musik, tak selamanya kita harus berpangku pada Major Label yang perlu diikuti dengan serangkaian usaha dan seleksi. Tentu saja tak semua orang mendapatkan kesempatan untuk bisa menembus industri musik seperti itu. Tak jarang pula, akhirnya para musisi lebih banyak membuat musiknya menggunakan sistem Home Recording. Dengan menggunakan komputer dan alat musik tertentu, musik dapat dikemas sedemikian rupa sehingga dari segi kualitas mungkin juga tak akan kalah dibanding dengan hasil produksidari dapur rekaman Major Label.
Beberapa kali penelitian telah dilakukan di Pompeu Fabra University, yang akhirnya menghasilkan Reactable Multitouch Table yaitu alat musik eletronik yang mampu menggabungkan dari berbagai jenis sentuhan dan mengekspresikannya dengan bunyi-bunyian khusus. Alat ini memang bukan pertama kali diperkenalkan, namun tidak terlalu sama dengan alat-alat sejenisnya, alat ini memfokuskan diri sebagai alat musik. Untuk memudahkan penggunanya, alat ini menggunakan beberapa jenis bola karet yang setiap dari bola karet itu memiliki efek yang berbeda pasa sistem, dan bola-bola karet itu dapat berinteraksi satu dengan lainnya ketika mereka berada dalam jarak yang dekat ketika di sentuhkan pada alat tersebut. Sayangnya, belum dijelaskan berapa harga dari alat musik elektronik ini. Mungkin ini adalah generasi penerus dari turn table yang digunakan para DJ, namun berbedanya karena di sini tidak menggunakan piringan hitam sama sekali.

Comments

Popular posts from this blog

Shadow Hawk Unveils The Ultimate Super Terrain Armored Vehicle

For those with big pockets and high headedness who love power and demand luxury with security, this super armored vehicle dubbed the Shadow Hawk suits the best. The Street Hawk is amazingly crafted vehicle with the ability to independently raise or lower each of its wheels up to 46 inches without camber or caster compromise and its ground clearance is adjustable from 0-44 inches even when in motion. The ultimate super terrain vehicle is equipped with monster engine producing 1100hp and 1,805 foot pounds of torque. The all-wheel-drive vehicle with 40 inch tall, 15.5 inch wide tires and 22 inch wheels weighs 4,800 pounds and has a top speed of 208mph. Sprint from 0 to 60mph can be achieved in 3.5 seconds and its fuel economy on highway is estimated at 22mpg. It also features innovative active suspension system, air suspended seats and vehicles pitch; roll and overall ride height can be adjusted from the driver’s seat while using D-pad controls beneath your ...

Mimpi-mimpi benua Eropa dari Paris Motor Show

Mondial de l'Automobile 2012: Concept Cars Mimpi-mimpi benua Eropa dari Paris Motor Show Oleh Evan Orensten pada 3 Oktober 2012 Paris motor show 2012 mempersembahkan dan memaksa para pembuat mobil untuk melenturkan kembali otot-otot desain mereka pada bukan hanya pada sisi produksi tapi juga dalam hal berkonsep. Inilah dia 7 model favorit yang dianggap cukup mewakili imajinasi bangsa-bangsa Eropa. Peugeot Onyx Sebuah konsep yang nyata—hadir untuk menjadi topik pembicaraan, namun nampaknya tidak akan diproduksi dalam waktu dekat ini.—Peugeot's Onyx   terbuat dari bahan tembaga, serat karbon, dan daur ulang koran. The Onyx dibayangkan menjelma menjadi supercar hybrid yang super ringan, namun dibekali mesin V8 demi melejitkan 600 tenaga kuda. Peugeot juga berkiblat lebih jauh lagi, dengan tidak hanya menhabiskan waktu di automobile tapi juga menggugah eksplorasi di dunia transportasi dua roda. eDL 132 disinyalir ditempel oleh batere tersembunyi dan mo...

Kanzen:Benih Motor Nasional

Adalah suatu ironi yang menyedihkan jika bangsa Indonesia yang mampu membuat pesawat terbang nasional tidak mampu membuat sebuah motor nasional sendiri. Selama puluhan tahun, industri dan pasar otomotif Indonesia dikuasai oleh vendor-vendor dari Jepang, tetapi hal itu tidak membuat bangsa Indonesia mampu mengembangkan teknologi otomotif secara mandiri malah semakin membuat bangsa ini semakin tergantung oleh teknologi dari Jepang. Memang transfer teknologi, sumber daya manusia kita memiliki kemampuan memproduksi komponen-komponen otomotif di dalam negeri sendiri, sayangnya hal itu untuk menyuplai kebutuhan komponen otomotif vendor Jepang di dalam negeri maupun di luar negeri. Indonesia tidak diperbolehkan membuat produk-produk otomotif dengan merek atau brand sendiri dengan menggunakan teknologi dari Jepang. Ini membuat tenaga-tenaga ahli otomotif kita hanya sebagai “buruh” bagi para vendor Jepang, bukan sebagai “majikan” di negerinya sendiri. Di samping itu, pemerintah tidak membuat ...