Skip to main content

Pejabat Harus Beri Contoh Cintai Produk Dalam Negeri

JAKARTA (Suara Karya) Menteri Koordinator Perekonomian Sri Mulyani Indrawati meminta seluruh pejabat, baik di pemerintah pusat maupun daerah, mulai dari gubernur sampai bupati/wali kota, untuk memberikan contoh kepada masyarakat untuk mencintai produk dalam negeri.

"Gerakan pencanangan penggunaan produk dalam negeri harus dimulai dari gubernur dan bupati/wali kota," kala Sri Mulyani saat membuka Pameran Produk Indonesia (PPI) 2009 di Jakarta International Expo Kemayoran Jakarta, Rabu (13/3).

Menurut dia, Instruksi Presiden (Inpres! Nomor 2 Tahun 2009 mengajak masyarakat Indonesia menggunakan produk dalam negeri. Krisis ekonomi global yang terjadi saat ini secara tidak langsung menurunkan permintaan akah barang dan jasa dalam negeri. termasuk juga ekspor.

Ledakan barang-barang impor, juga akan mengancam ketahanan industri-nasional. Apalagi Indonesia banyak dibanjiri barang-barang ilegal dari luar negeri. "Selama ini Indonesia menjadi negara penerima barang-barang ilegal, ujarnya.

Selain itu, lanjut dia, produk impor yang masuk ke Indonesia dinilai masih cukup mahal, sehingga perlu diantisipasi oleh komponen bangsa dengan memasarkan produk dalam negeri. Tapi memang juga harus ditingkatkan mutu dan kualitasnya," tuturnya.

Untuk itu, Sri Mulyani berharap PPI 2009 merupakan wahana untuk menggalang dan menm-buhkan kesadaran masyarakat agar menggunakan produk hasil industri Indonesia.

Sementara itu, Menteri Perindustrian (Menperin) Fahmi Idris mengatakan, PPI 2009 diikuti sekitar


646 perusahaan dan dihadiri 132 pembeli (buyers) dari 9 negara di antaranya Jepang, China, AS dan Spanyol. "PPI 2009 merupakan wahana menggalang dan menumbuhkan kesadaran masyarakat agar menggunakan produk lia sil industri Indonesia." katanya.

Di antara peserta PPI 2009, terdapat dari badan usaha milik negara (BUMN), swasta, usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi (UMKMK) koperasi, badan-badan penelitian dan pengembangan pemerintah dan swasta, asosiasi industri, perguruan tinggi serta pemerintah provinsi dan kabupaten/kota. Menurut Fahmi Idris, PPI tahun ini merupakan penyelenggaraan pameran yang ke-6 dengan jumlah stan sebanyak 1.065 di atas area seluas 20.579 meter persegi. "PPI ini diharapkan dapat menjadi pusat informasi berbagai perkembangan mutakhir produk dan teknologi unggulan Indonesia," tuturnya.

Adapun berbagai produksi dalam negeri yang dipamerkan, antara lain dari industri otomotif, telematika dan elektronik, sepatu, tekstil dan produk tekstil (TPT), industri berbasis pertanian serta lainnya


Terkait pengembangan industri, Fahmi Idris mengatakan, sekitar 70 persen populasi industri nasional masih terpusat di Jawa. Salah satu faktor kurang meratanya industri dalam negeri adalah minimnya masyarakat dalam penggunaan produksidalam negeri, baik jasa maupun barang. "PPI 2009 adalah sebagai upaya menggerakkan. potensi serta berbagai produk dari dalam negeri," ujarnya.

Melalui PPI, lanjutnya, produk industri dalam negeri harus terus didorong untuk ditingkatkan kualitasnya agar mampu bersaing dengan barang- barang impor. Untuk itu. masyarakat perlu mendapatkan informasi yang memadai tentang kemampuan industri dalam negeri. Jni dilakukan guna menumbuhkan kecintaan dan kesadaran masyarakat untuk menggunakan pro duk buatan dalam negeri.

Mobil jis


Di lain pihak, Fahmi Idris mengatakan, pengembangan mobil nasional (mobnas) harus disponsori perusahaan besar, karena membutuhkan biaya besar untuk riset, produksi, dan pemasaran. "Pengem-bangan mobil nasiona] saat ini tidak dalam bentuk proyek seperti dulu. Idealnya disponsori perusahaan besar, baik dari swasta maupun pemerintah," katanya.

Menurut Fahmi, perusahaan tersebut harus mampu membiayai penelitian dan pengembangan serta lainnya. Sehingga program nasional sulit dilakukan jika disponsori perusahaan skala kecil, meskipun bisa


Mobil nasional atau suatu barang lainnya, bisa termasuk kategori produksi dalam negeri jika menyerap komponen lokal di atas 30 persen. Namun barang tersebut dibuat di Indonesia, termasuk tenaga ahlinya harus dari Indonesia. Ini seperti yang telah dilakukan perusahaan otomotif PT Kanzen Motor Indonesia


Seperti diketahui, sejumlah perusahaan otomotif ikut meramaikan PPI

2009, seperti perusahaan mobil Toyota dan Daihatsu dengan mesin hasil modifikasi. Juga ada mobil panser buatan PT Pindad dan motor buatan Kanzen. Selain itu, mobil mikro Arina karya Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang (Unnes) dengan jenis urban personal vehicle (UPV).

Bersaing


Sementara itu, berbagai produk elektronik produksi dalam negeri siap bersaing dengan produk impor, baik dari segi kualitas maupun harga jual. Produksi dan teknologinya siap bersaing dengan impor. Yang dibutuhkan saat ini dukungan pemerintah untuk pengenalan kepada masyarakat dan dukungan modal,1 kata H Widiyantono, pimpinan sebuah perusahaan elektronik peserta PPI 2009.

Menurut dia, perusahaannya memproduksi aplikasi identifikasi wajah secara digital (face scan teclinology), satu-satunya hasil produksi dalam negeri. Teknologi yang digunakan mampu menyaingi barang yang sama produksi Amerika Serikat.

Selain teknologi yang tidak kalah dengan produk impor, harga yang ditawarkan jauh lebih murah, sehingga mudah dijangkau masyarakat atau perusahaan kecil. "Produk kami hanya Rp 20 juta per unit, sedangkan buatan AS Rp 150 juta," ujarnya


Menurut dia. saat ini 17 perusahaan yang sudah menggunakan untuk absensi, akses pintu masuk, aplikasi pengawasan, dan kepentingan lainnya. Selain itu, teknologi pengenalan wajah ini juga bisa digunakan untuk pemilihan umum. "Kami akan coba tawarkan kepada pemerintah untuk identifikasi peserta pemilu," kata


Widiyantono. (Andriani

Sumber: Suara Karya

Comments

Popular posts from this blog

Shadow Hawk Unveils The Ultimate Super Terrain Armored Vehicle

For those with big pockets and high headedness who love power and demand luxury with security, this super armored vehicle dubbed the Shadow Hawk suits the best. The Street Hawk is amazingly crafted vehicle with the ability to independently raise or lower each of its wheels up to 46 inches without camber or caster compromise and its ground clearance is adjustable from 0-44 inches even when in motion. The ultimate super terrain vehicle is equipped with monster engine producing 1100hp and 1,805 foot pounds of torque. The all-wheel-drive vehicle with 40 inch tall, 15.5 inch wide tires and 22 inch wheels weighs 4,800 pounds and has a top speed of 208mph. Sprint from 0 to 60mph can be achieved in 3.5 seconds and its fuel economy on highway is estimated at 22mpg. It also features innovative active suspension system, air suspended seats and vehicles pitch; roll and overall ride height can be adjusted from the driver’s seat while using D-pad controls beneath your ...

Mimpi-mimpi benua Eropa dari Paris Motor Show

Mondial de l'Automobile 2012: Concept Cars Mimpi-mimpi benua Eropa dari Paris Motor Show Oleh Evan Orensten pada 3 Oktober 2012 Paris motor show 2012 mempersembahkan dan memaksa para pembuat mobil untuk melenturkan kembali otot-otot desain mereka pada bukan hanya pada sisi produksi tapi juga dalam hal berkonsep. Inilah dia 7 model favorit yang dianggap cukup mewakili imajinasi bangsa-bangsa Eropa. Peugeot Onyx Sebuah konsep yang nyata—hadir untuk menjadi topik pembicaraan, namun nampaknya tidak akan diproduksi dalam waktu dekat ini.—Peugeot's Onyx   terbuat dari bahan tembaga, serat karbon, dan daur ulang koran. The Onyx dibayangkan menjelma menjadi supercar hybrid yang super ringan, namun dibekali mesin V8 demi melejitkan 600 tenaga kuda. Peugeot juga berkiblat lebih jauh lagi, dengan tidak hanya menhabiskan waktu di automobile tapi juga menggugah eksplorasi di dunia transportasi dua roda. eDL 132 disinyalir ditempel oleh batere tersembunyi dan mo...

Kanzen:Benih Motor Nasional

Adalah suatu ironi yang menyedihkan jika bangsa Indonesia yang mampu membuat pesawat terbang nasional tidak mampu membuat sebuah motor nasional sendiri. Selama puluhan tahun, industri dan pasar otomotif Indonesia dikuasai oleh vendor-vendor dari Jepang, tetapi hal itu tidak membuat bangsa Indonesia mampu mengembangkan teknologi otomotif secara mandiri malah semakin membuat bangsa ini semakin tergantung oleh teknologi dari Jepang. Memang transfer teknologi, sumber daya manusia kita memiliki kemampuan memproduksi komponen-komponen otomotif di dalam negeri sendiri, sayangnya hal itu untuk menyuplai kebutuhan komponen otomotif vendor Jepang di dalam negeri maupun di luar negeri. Indonesia tidak diperbolehkan membuat produk-produk otomotif dengan merek atau brand sendiri dengan menggunakan teknologi dari Jepang. Ini membuat tenaga-tenaga ahli otomotif kita hanya sebagai “buruh” bagi para vendor Jepang, bukan sebagai “majikan” di negerinya sendiri. Di samping itu, pemerintah tidak membuat ...