Skip to main content

kompetisi Sharp Idea Award (SIA), sebuah ajang kompetisi yang ditujukan bagi kalangan mahasiswa dalam bidang lingkungan dan pengembangan desain produk elektronik


Jakarta, 30 Maret 2010 – PT Sharp Electronics Indonesia (SEID) mengadakan kompetisi Sharp Idea Award (SIA), sebuah ajang kompetisi yang ditujukan bagi kalangan mahasiswa dalam bidang lingkungan dan pengembangan desain produk elektronik. Kompetisi ide inovatif yang kali pertama diadakan ini, diharapkan mampu menghadirkan insan-insan muda Indonesia yang kreatif dan sangat peduli dengan lingkungan.

”Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan wadah bagi mahasiswa perguruan tinggi di seluruh Indonesia untuk menuangkan ide-ide kreatif mereka dalam mendesain produk elektronik inovatif dan membuat ide kegiatan bertema lingkungan yang unik”, tutur Presiden Direktur PT Sharp Electronics Indonesia, Fumihiro Irie.

Ajang SIA ini diselenggarakan dalam 2 kategori, yaitu:
-    Environmental Activity Idea: Usulan ide berkaitan dengan pelestarian alam dan pemanfaatan lestari sumber daya hayati Indonesia. 
-    Product Idea: Usulan ide berkaitan dengan pengembangan produk elektronik inovatif seperti TV, Audio Video, Mesin Cuci, Air Conditioner, Kulkas, peralatan rumah tangga dan produk-produk elektronik lainnya dengan tema produk tepat guna berteknologi tinggi, ramah lingkungan, sehat dan berorientasi bisnis.

Adapun juri-juri yang menilai hasil karya masing-masih peserta adalah orang-orang yang memang ahli di bidang nya masing-masing. Juri untuk kategori Environmental Activity Idea adalah sebagai berikut:
-    Ryunosuke Kitagawa, Brand Strategy Group Director PT SEID
-    Takao Nakanishi, General Manager of ASEAN Creative Lifestyle Focus Center, Sharp Electronics Malaysia
-    Ronald R. Huwae, Ass. General Manager Customer Satisfaction PT SEID
-    Anida Haryatmo, Indonesian Biodiversity Foundation Program Director
-    DR. Henry Bastaman, Deputy Minister for Environmental Communication & People Empowerment
-    Indra Sari Wardhani, Energy Officer, Climate & Energy Program WWF Indonesia
-    Maria Hartiningsih, Kompas Senior Writer.


Untuk kategori Product Idea, para juri terdiri dari:
-    Fumihiro Irie, President Director PT Sharp Electronics Indonesia
-    Ryunosuke Kitagawa, Brand Strategy Group Director PT SEID
-    Takao Nakanishi, General Manager of ASEAN Creative Lifestyle Focus Center, Sharp Electronics Malaysia
-    Mizan Allan de Neve, President of Indonesia Product Design Association
-    Muhadjir Manan, Director of Jakarta Design Center
-    Damang Chassianda Sarumpaet, Former National Design Development Manager
-    Drs. Giri TVPL, Product Design and Graphic Design Lecturer

Beberapa persyaratan lain bagi peserta, yaitu karya yang dihasilkan dapat dijalankan atau diaplikasikan di berbagai platform, karya harus original, unik, dan belum pernah diikutsertakan dalam lomba lain sebelumnya, serta karya yang terpilih menjadi pemenang, akan direview oleh Sharp, untuk dapat ditindaklanjuti sebagai fitur yang akan dikomersialkan Sharp dan akan dilakukan negosiasi terpisah.

Peserta yang terpilih setelah hasil seleksi dari para juri selanjutnya diharuskan mengirim konsep ide untuk kategori Environmental Activity dan konsep ide, sketsa, gambar 2 Dimensi, 3 Dimensi dan product placement untuk kategori Product Idea kepada panitia. Kemudian seleksi lebih lanjut dilakukan oleh para juri telah menghasilkan 12 orang finalis.

Sharp mempersiapkan berbagai apresiasi bagi karya inovatif dan kreatif, dengan total hadiah Rp. 76.000.000, dan mengikuti workshop SIA di Jakarta.

Penilaian untuk kategori Environmental Activity Idea, dititikberatkan pada:
-    Ide bersifat orisinil, belum pernah diperlombakan maupun dilaksanakan sebelumnya
-    Dapat diterapkan/diselenggarakan pada skala komunitas
-    Bisa menjadi inspirasi banyak orang
-    Memiliki dampak sosial, lingkungan dan ekonomi
-    Memiliki skala keberlanjutan

Sedangkan penilaian kategori Product Idea, dititikberatkan pada:

-    Orisinalitas Ide
-    Solutif dan praktikal
-    Kredibilitas teknis
-    Estetis
-    Visi ke depan
-    Berbasis elektronik

Proses workshop dan penjurian dilaksanakan selama 3 hari (28-30 Maret 2010) di Jakarta. Hari pertama para finalis diberikan Workshop yang dilakukan di Hotel Borobudur Jakarta di mana para finalis diberikan orientasi seputar kompetisi dan pembekalan simulasi presentasi. Hari kedua dilaksanakan training motivasi yang dilanjutkan dengan penjurian di kantor pusat SEID Pulogadung. Hari ketiga merupakan hari yang ditunggu-tunggu oleh para finalis, karena pada hari tersebut merupakan hari pengumuman pemenang Sharp Idea Award.

Setelah penjurian yang dilakukan secara seksama terpilihlah 2 orang pemenang dari kategori Product Idea dan 3 orang pemenang dari kategori Environmental Activity Idea.

Kategori Environmental Activity Idea
1.    Golden Winner: Faiqotul Himma (IPB) dengan ide aktivitas lingkungan Penanaman Pohon Kelor (Manga Oleifera) untuk Penghijauan di Kawasan Sungai Rawan Banjir dan Buahnya untuk Koagulan Filtrasi Air.
2.    Silver Winner: Oktaviana Miffatulani (IPB) dengan ide aktivitas lingkungan 5R-Vertigard for A Sustainable Living City.
3.    Silver Winner: Deden Derajat Matra (IPB) dengan ide aktivitas lingkungan Mangosteen Tayosei (Mangosteen Goes to School & Community for Indonesian Biodiversity Conservation).

Kategori Product Idea
1.    Golden Winner: Insan Arif Hakiki (ITENAS) dengan ide produk Herboil (Herbal Boiler)
2.    Silver Winner: Siannie Dita Putri (Lasalle College of The Arts) dengan ide produk Portable Media Player


Photo Bersama Dewan Juri , Peserta Finalist SHARP Idea Awards
dan Management PT.SHARP Electronics Indonesia

Comments

Popular posts from this blog

Indonesia Ditipu Jepang: Kijang Innova Akan Dipasok dari India?

Dari semua produk line up PT Toyota Astra Motor (TAM), Kijang, Avanza, Rush, dan Fortuner yang diproduksi di Indonesia. Bahkan Kijang dikenal sebagai mobil kebanggan keluarga Indonesia, ketika pertama kali di release pada 1977 masih berupa pikap dan kini menjadi multi purpose vehicle (MPV) berkelas, konon tidak lagi diproduksi di dalam negeri. Malah akan diimpor dari luar. Hal itu mungkin saja, mengingat adanya perjanjian perdagangan bebas (free trade area/FTA) antara negara di kawasan Asean dengan India yang telah ditandatangani 13 Agustus 2009 lalu. Isinya, di antaranya adanya penurunan tarif impor produk (impor duty) untuk beberapa produk hingga nol persen berlaku antara 2013 hingga 2016. Salah satunya, otomotif. Imbasnya, mulai tumbuh wacana kemungkinan Kijang Innova akan dipasok dari India untuk pasar Indonesia. Hal ini diutarakan Wakil Presiden Direktur TAM Shinji Fujii saat bincang-bincangnya bersama KOMPAS.com, akhir pekan lalu. "Ini baru kemungkinan. Tapi kami akan ber...

Mimpi-mimpi benua Eropa dari Paris Motor Show

Mondial de l'Automobile 2012: Concept Cars Mimpi-mimpi benua Eropa dari Paris Motor Show Oleh Evan Orensten pada 3 Oktober 2012 Paris motor show 2012 mempersembahkan dan memaksa para pembuat mobil untuk melenturkan kembali otot-otot desain mereka pada bukan hanya pada sisi produksi tapi juga dalam hal berkonsep. Inilah dia 7 model favorit yang dianggap cukup mewakili imajinasi bangsa-bangsa Eropa. Peugeot Onyx Sebuah konsep yang nyata—hadir untuk menjadi topik pembicaraan, namun nampaknya tidak akan diproduksi dalam waktu dekat ini.—Peugeot's Onyx   terbuat dari bahan tembaga, serat karbon, dan daur ulang koran. The Onyx dibayangkan menjelma menjadi supercar hybrid yang super ringan, namun dibekali mesin V8 demi melejitkan 600 tenaga kuda. Peugeot juga berkiblat lebih jauh lagi, dengan tidak hanya menhabiskan waktu di automobile tapi juga menggugah eksplorasi di dunia transportasi dua roda. eDL 132 disinyalir ditempel oleh batere tersembunyi dan mo...

Kanzen:Benih Motor Nasional

Adalah suatu ironi yang menyedihkan jika bangsa Indonesia yang mampu membuat pesawat terbang nasional tidak mampu membuat sebuah motor nasional sendiri. Selama puluhan tahun, industri dan pasar otomotif Indonesia dikuasai oleh vendor-vendor dari Jepang, tetapi hal itu tidak membuat bangsa Indonesia mampu mengembangkan teknologi otomotif secara mandiri malah semakin membuat bangsa ini semakin tergantung oleh teknologi dari Jepang. Memang transfer teknologi, sumber daya manusia kita memiliki kemampuan memproduksi komponen-komponen otomotif di dalam negeri sendiri, sayangnya hal itu untuk menyuplai kebutuhan komponen otomotif vendor Jepang di dalam negeri maupun di luar negeri. Indonesia tidak diperbolehkan membuat produk-produk otomotif dengan merek atau brand sendiri dengan menggunakan teknologi dari Jepang. Ini membuat tenaga-tenaga ahli otomotif kita hanya sebagai “buruh” bagi para vendor Jepang, bukan sebagai “majikan” di negerinya sendiri. Di samping itu, pemerintah tidak membuat ...